KANKER
PAYUDARA
Makalah Disusun
untuk Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Ramlan
Abdul Gani, M.A.
Oleh:
Khadijah Qurrata
Ayun
11161010000077
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016
A. Pendahuluan
Kanker
merupakan suatu kata yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Terlebih jika
orang tersebut masih awam pengetahuannya terhadap kanker itu sendiri. Padahal,
sebenarnya sebagian besar kanker bisa dirawat dan disembuhkan. Terutama jika
perawatannya dimulai sejak awal sebelum terlambat. Kanker di Indonesia menjadi
penyumbang kematian terbesar nomor tiga setelah penyakit jantung. Faktanya,
dari tahun ke tahun jumlah penderita kanker terus meningkat.
Kanker
mempunyai beragam jenis yang salah satunya adalah kanker payudara. Kanker
payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi dikalangan wanita. Jutaan
wanita meninggal akibat terserang kanker payudara. Sebuah penelitian menyatakan
bahwa satu dari delapan wanita berpotensi terkena kanker payudara. Bahkan pada
wanita gemuk, potensinya hingga 60% jika dibandingkan dengan wanita yang berat
badannya ideal. Kanker payudara merupakan satu-satunya kanker yang khas dapat
terjadi pada kaum laki-laki. Di Eropa tercatat sekitar 421.000 kasus baru dan
hamper 90.000 kematian pada tahun 2008. Sementara di Amerika tercatat lebih
dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian (Soebachman, 2011:37).
Angka
tersebut tergolong cukup besar. Bagaimanapun kesadaran masyarakat harus
ditumbuhkan agar waspada terhadap kanker. Harapannya, dengan kewaspadaan itu
timbulnya kanker bisa dideteksi lebih dini bahkan sedini mungkin. Untuk para
penderita kanker, tidak perlu terlalu khawatir. Hal tersebut karena di
Indonesia banyak terdapat tanaman herbal. Tanaman herbal tersebut salah satunya
adalah untuk menyembuhkan penyakit kanker.
B. Definisi
Menurut
Maysaroh (2013:16) kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat, dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas dan berasal dari parenchyma. Penyakit ini
oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode nomor 17.
C.
Situasi
Global Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan salah satu
penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi
penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker paru, hati, perut, kolorektal,
dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on
Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru
kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di seluruh dunia. Menurut data,
kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis kanker dengan
presentase kasus baru (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi, yaitu sebesar
43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Sementara itu, kanker payudara merupakan penyebab
kematian tertinggi akibat kanker.
Di dunia, kanker merupakan penyebab
nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 7,5 juta orang meninggal
akibat kanker, dan lebih dari 70% kematian terjadi di negara miskin dan
berkembang. Jenis kanker tertinggi pada perempuan di dunia adalah kanker
payudara (38 per 100.000 perempuan) dan kanker leher Rahim (16 per 100.000
kematian) (Globocan/IARC, 2012).
Di Indonesia, prevalensi kanker adalah
sebesar 1,4 per 1.000 penduduk (Riskesdas, 2013), serta merupakan penyebab
kematian nomor 7 (5,7%) dari seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi insidens kanker payudara di
Indonesia sebesar 40 per 100.000 perempuan dan kanker leher Rahim 17 per
100.000 perempuan (Globocan/IARC, 2012). Angka ini meningkat dari tahun 2002,
dengan insidens kanker payudara 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher Rahim
16 per 100.000 perempuan (Globocan/IARC, 2012). Jenis kanker tertinggi pada
pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia tahun 2010 adalah kanker
payudara (28,7%), di susul kanker leher rahim (12,8%). Estimasi tahun 1985,
hanya 5% perempuan di negara sedang berkembang mendapat pelayanan penapisan,
dibandingkan dengan 40% perempuan di negara maju.
D.
Komitmen
Pencegahan Kanker
Menurut
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2015:2) Komite Penanggulangan Kanker
Nasional (KPKN) merupakan komite yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/MENKES/389/2014 pada 17
Oktober 2014. KPKN bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat kanker di Indonesia dengan mewujudkan penanggulangan kanker
yang terintegrasi, melibatkan semua unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Bertepatan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2015, Menteri Kesehatan
mencanangkan komitmen penanggulangan kanker di Indonesia. Berkaitan dengan
komitmen tersebut, Menteri Kesehatan menghimbau kepada jajaran kesehatan,
masyarakat, dan para pemangku kebijakan lainnya untuk mendukung penguatan komitmen
tersebut dengan memberikan perhatian khusus pada:
1. Peningkatan
upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
kanker.
2. Pengembangan
upaya deteksi dini dalam rangka menurunkan angka kematian akibat kanker.
3. Pengobatan
kanker yang sesuai standar, serta pengawasan dan evaluasi tentang efektifitas
pengobatan alternatif yang banyak ditawarkan melalui media massa.
4. Peningkatan
kualitas hidup pasien kanker melalui upaya paliatif yang efektif.
5. Dukungan
semua elemen masyarakat dan mengendalikan kanker secara komprehensif dan
berkesinambungan.
Program
nasional “Percepatan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksi Dini
Kanker pada Perempuan Indonesia” untuk periode 2015-2019 dipusatkan di
Puskesmas Nanggulan di Kabupaten Kulon Progo dan 10 kota lain di Indonesia.
E. Transformasi
Menurut
Maysaroh (2013:16-17) sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi.
1. Fase
Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu
perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan
dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen.
Karsinogen dapat berupa bahan kimia, virus, dan radiasi sinar matahari.
Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya inilah yang menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen.
2. Fase
Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah
mengalami inisiasi akan berunah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa
faktor untuk terjadinya keganasan.
3. Fase
Metastatis
Metastatis menuju ke tulang merupakan
hal yang kerap terjadi pada kanker payudara, beberapa diantaranya disertai
komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia. Metastatis demikian bersifat
osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker hingga
meningkatkan reabsorpsi tulang.
F. Jenis-jenis Kanker Payudara
Terdapat
beberapa jenis kanker payudara menurut Rahayu (2010:89-90) :
1. Karsinoma
in situ
Karsinoma in situ adalah kanker yang
masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau
menyusup keluar dari tempat asalnya.
2. Karsinoma
ductal
Karsinoma ductal berasal dari sel-sel
yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara
merupakan karsinoma jenis ini. Kanker ini biasanya terbatas pada daerah
tertentu di payudara dan bias diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
3. Karsinoma
lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause.Kanker ini tidak dapat diraba
dan tidak terlihat pada mammogram, hanya ditemukan secara tidak sengaja.
4. Karsinoma
invasif
Karsinoma invasif adalah kanker yang
telah menyebar dan merusak jaringan lainnya. Kanker ini bias terlokalisir
(terbatas pada payudara) maupun metastatik
(menyebar ke bagian tubuh lainnya).
5. Karsinoma
meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
6. Karsinoma
tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
G.
Penyebab
Kanker
payudara terjadi karena adanya perubahan/mutasi tertentu pada DNA sel payudara.
DNA adalah komponen kimia yang membentuk gen kita. Sebagian mutasi gen bersifat
diwariskan (genetic). Sementara
sebagian yang lain tampak terjadi dengan sendirinya tanpa diketahui penyebab
pastinya. Berikut adalah faktor-faktor dan kondisi yang dapat meningkatkan
risiko kanker payudara:
1. Tidak
memiliki anak atau hamil di usia tua.
2. Penggunaan
pil KB.
3. Penggunaan
terapi hormone pascamenopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi pengganti
hormone (HRT).
4. Tidak
menyusui anak
5. Kebiasaan
mengonsumsi minuman beralkohol.
6. Obesitas
atau kelebihan berat badan.
7. Kurangnya
aktivitas fisik.
8. Jenis
pekerjaan.
9. Perubahan
sifat pertumbuhan sel payudara menjadi ganas.
10.
Tubuh gagal membangun sistem pertahanan
tubuh.
11.
Faktor gizi buruk pada makanan yang
dimakan.
12.
Faktor genetik dan riwayat keluarga.
13.
Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas.
14.
Faktor hormone (usia mendapat haid
pertama kali dan melahirkan anak pertama kali).
15.
Pernah mendapat radiasi sebelumnya pada
payudara atau dinding dada.
H. Gejala
Gejala
umum dari kanker payudara adalah timbulnya benjolan, penebalan kulit, perubahan
bentuk, gatal-gatal, kemerahan, dan rasa sakit yang tidak berhubungan dengan
menyusui atau menstruasi. Adapun tanda paling umum dari kanker payudara pada
wanita maupun pria adalah benjolan di sekitar payudara yang apabila ditekan
menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi, belum tentu semua benjolan di payudara
berarti kanker (Soebachman, 2011:41-42).
Gejala
klinis kanker payudara dapat berupa:
1. Benjolan
pada payudara.
2. Erosi
atau eksema putting susu.
3. Keluarnya
cairan (Nipple discharge).
I. Pencegahan
Pada
prinsipnya, langkah pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar , yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada penjamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang
paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan
dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan menurut
(Maysaroh, 2013:29-30) berupa:
1. Pencegahan
Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara
merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang
“sehat” melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor
risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan primer ini juga bisa
berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara
rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan
Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap
individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini
terus mengalami perkembangan. Skrinning melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker
payudara. Tetapi keterpaparan terus-menerus pada mamografi yang terjadi pada
wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Karena itu, skrining dengan mamografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan. Tindakan SADARI mampu mendeteksi kanker payudara 26%,
namun bila dikombinasikan dengan mamografi maka sensitivitasnya menjadi 75%.
3. Pencegahan
Tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan
pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang
tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecacatan dan memperpanjang harapan hidup dari penderita. Pencegahan tertier
ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
J. Pengobatan
Ada
beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stdium klinik penyakit, yaitu:
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan
payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu:
a. Modified
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
b. Total
(Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar di ketiak.
c. Radical
Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut
lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker,
bukan seluruh payudara.
2. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses
penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar
gamma yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta hb dan leukosit
yang cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian
obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau
melalui infus. Tujuannya membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak
hanya sel kanker di payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efeknya, pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan pada saat kemoterapi.
4.
Lintasan metabolisme
K. Cara Mengantisipasi Kanker
1. Meremas
payudara: cara ampuh menghentikan pertumbuhan sel kanker payudara.
2. Menjaga
diri agar tidak kekurangan vitamin D.
3. Berolahraga
secara teratur.
4. Mengurangi
lemak.
5. Mengontrol
berat badan.
6. Berjemur
di bawah sinar matahari.
7. Menyusui/memberikan
ASI kepada anak.
8. Menjauhi
stress.
L. Makanan, Minuman, dan Herbal untuk Penangkal
dan Penyembuhan Kanker
1. Broccoli
Sprouts (brokoli yang masih berbentuk kecambah)
2. Buah
delima
3. Kenari
4. Kunyit
5. Biji
rami
6. Buah
beri (stroberi, bluberi, atau blackberry)
7. Teh
hijau
8. Tomat
9. Wortel
10. Pare
11. Jeruk
12. Leci
13. Alpukat
14. Kulit
buah manggis
15. Daun
sirsak
16. Keladi
tikus (umbi talas)
17. Kunyit
putih
18. Daun
tapak dara
19. Temulawak
M. Cara Konsumsi Makanan dan Minuman
untuk Mencegah Kanker
1. Tidak
memasak daging terlalu matang
2. Makan
banyak buah dan sayuran
3. Mengkonsumsi
suplemen Anti-oksidan
4. Makan
lebih banyak serat
5. Makan
tahu dan makanan yang mengandung kedelai
6. Makan
lebih banyak kacang-kacangan
7. Menghindari
alkohol
8. Menghindari
xeno-esterogen
N. Langkah Pemeriksaan SADARI
Deteksi
dini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Ini adalah
pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau
kelainan lainnya. Langkah-langkah melakukan pemeriksaan dini menurut
(Dalimartha, 2004:21-22) antara lain:
1. Posisi
berdiri di depan cermin
a. Berdiri
tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah, perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara atau puting.
b. Kedua
tangan diangkat ke atas kepala, perhatikan apakah ada kelainan pada payudara
atau puting.
c. Kedua
tangan diletakkan di pinggang. Periksa kembali apakah ada kelainan atau
perubahan pada kedua payudara atau puting.
d. Puting
susu dipijat. Periksa apakah ada cairan atau darah yang keluar.
2. Posisi
berbaring
a. Letakkan
bantal di bawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan anda di atas kepala.
b. Raba
payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara kea rah puting atau
gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis untuk melakukan perabaan.
O. Penutup
Kanker
payudara (Carcinoma mammae)
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas dan berasal dari
parenchyma. Penyakit ini merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi
dikalangan wanita. Jutaan wanita meninggal akibat terserang kanker payudara. Kanker
merupakan salah satu penyakit yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Padahal,
sebenarnya sebagian besar kanker bisa dirawat dan disembuhkan jika perawatannya
dimulai sejak awal sebelum terlambat. Kanker di Indonesia menjadi penyumbang
kematian terbesar nomor tiga setelah penyakit jantung. Faktanya, dari tahun ke
tahun jumlah penderita kanker terus meningkat.
Komitmen
terhadap pencegahan kanker sebenarnya telah dicanangkan oleh Kementrian
Kesehatan RI. Komitmen tersebut berupa peningkatan upaya promotif dan
preventif, pengembangan upaya deteksi dini, pengobatan kanker yang sesuai
standar, pengawasan dan evaluasi tentang efektifitas pengobatan alternatif yang
banyak ditawarkan melalui media massa, peningkatan kualitas hidup pasien kanker
melalui upaya paliatif yang efektif, serta dukungan semua elemen masyarakat dan
mengendalikan kanker secara komprehensif dan berkesinambungan.
Sel-sel
kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi.
Tahap transformasi terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Jenis-jenis kanker
payudara dibedakan berdasarkan tempatnya dibagi menjadi enam jenis. Jenis
kanker tersebut antara lain karsinoma in situ, karsinoma ductal, karsinoma
lobuler, karsinoma invasive, karsinoma meduler, karsinoma tubuler. Kanker
payudara terjadi karena adanya perubahan/mutasi tertentu pada DNA sel payudara.
Ada banyak faktor dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Pada
prinsipnya, langkah pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar , yaitu
pencegahan pada lingkungan, pada penjamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang
paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan
dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan menurut
(Maysaroh, 2013:29-30) berupa: pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan
pencegahan tertier. Ada banyak cara mengantisipasi kanker, salah satunya dengan
mengkonsumsi makanan, minuman, dan herbal tertentu yang berkhasiat menangkal
kanker. Pengobatan penyakit kanker payudara ini sendiri bermacam-macam
tergantung pada stadium klinis penyakit tersebut.
P. Blibliografi
Dalimartha,
Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar
Swadaya
International
Agency for Research on Cancer (IARC) / WHO. 2012. GLOBOCAN 2012: Estimated
cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in 2012. Diakses melalui http:// globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx
Kementrian
Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang
Kemenkes RI
Maysaroh,
Hanik. 2013. Kupas Tuntas Kanker pada Perempuan dan Penyembuhannya. Klaten:
Trimedia
Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2015. “Situasi Penyakit Kanker”
dalam Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
ISSN 2088-207X. h.1-11
Rahayu,
Wahyu. 2010. Mengenali, Mencegah, dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jakarta: VIC
Soebachman,
Agustina. 2011. Awas 7 Kanker paling Mematikan. Yogyakarta: Syura Media Utama