Mycobacterium tuberculosis : Agen Penyebab Penyakit TBC
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan
hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat
dimana-mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun organisme lain
dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun merugikan
(Pratiwi, 2008).
Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang
merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan
kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak
menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh
manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi
manusia adalam Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat
mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri
merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia.
Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan kematian di
dunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan
merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang
terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan
orang menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru
menular di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini
menggambarkan setiap tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita
tuberkulosis paru, dan ada sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahunnya
akibat penyakit ini.
Sampai hari ini, penyakit TBC masih menempatkan Indonesia dalam tiga besar negara
dengan jumlah penderita terbanyak. Pada umumnya kegagalan pengobatan TBC
terjadi disebabkan terapi yang terputus karena pasien merasa sudah sembuh.
Kendala lain yang sering timbul adalah lamanya waktu pengobatan. Obat
untuk TBC harus dimakan sedikitnya enam bulan. Sementara biasanya setelah makan
obat selama dua bulan, pasien malas meneruskan pengobatan karena merasa sembuh
dan tidak merasakan gejala lagi. Padahal kalau pengobatan berhenti di tengah
jalan, maka bukan saja penyakitnya tidak sembuh dengan tuntas, tetapi juga
menyebabkan bakteri TBC menjadi kebal terhadap obat yang digunakan. Ketiadaan
biaya malah membuat seseorang tidak berobat, karena tidak mengetahui program
pemerintah yang menggratiskan obat TBC di seluruh Puskesmas di Indonesia. Penyakit
ini sering dianggap enteng oleh penderita karena masih bisa bekerja seperti
biasa, namun tanpa disadari keparahan penyakit yang semakin meningkat sebanding
dengan perjalanan waktu dan menurunnya daya tahan tubuh.
Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga
kesehatan. Untuk memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian
lintas sektoral karena berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian.
Namun pada dasarnya penyakit TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila pasien
mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk minum obat secara teratur dan rutin
sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu diperlukan juga kepedulian dan
pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal perkembangan terapi pasien.
Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu diperlukan konsistensi dan
kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mencapai hasil terapi yang
optimal.
TAKSONOMI, MORFOLOGI, FISIOLOGI SERTA EKOLOGI MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSIS.
Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal
24 Maret 1882 oleh Robert Koch. Maka untuk mengenang jasa beliau, bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Mycobacterium tuberculosis merupakan
bakteri penyebab penyakit tuberkulosa (TBC) (Wikipedia, 2010). Bahkan penyakit
TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP).
Berikut adalah taksonomi dari Mycobacterium tuberculosis.
Kingdom :
Bacteria
Filum
: Actinobacteria
Ordo
: Actinomycetales
Upaordo :
Corynebacterineae
Famili
: Mycobacteriaceae
Genus
: Mycobacterium
Spesies
: Mycobacterium tuberculosis
Sumber: Wikipedia
Adapun bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil
tuberkel yang merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun
bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 mm dan lebar 0,2 – 0,5 mm yang bergabung
membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan
(Wikipedia, 2010).
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai
bakteri gram positif atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali
dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol,
meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu bakteri ini termasuk dalam bakteri
tahan asam. Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten
terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat hidrofobik
permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol. Mycobacterium tuberculosis
tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya terdiri dari
peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%
(Simbahgaul, 2008). Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan
permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan
dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium
tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Indah, 2010).
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada
6°C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar
matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat
bertahan selama 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat
bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar
dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20°C selama 2
tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara
lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini
dihancurkan oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur
dalam 2-10 menit (Hiswani M.Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara kering maupun
dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini
dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat
dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk
berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali (Hiswani M.Kes, 2010).
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu
pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya.
Mikobakteria mendapat energi dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana.
Aktivitas biokimianya tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari
kebanyakan bakteri lain karena sifatnya yang cukup kompleks dan dinding selnya
yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya berlangsung setiap kurang lebih
18 jam. Karena pertumbuhannya yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik
tuberculosis dengan cepat. Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat,
berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan lebih
banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang pathogen.
Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab (Simbahgaul, 2008).
Bakteri ini biasanya berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui
saluran pernafasan, keluar melalui udara yang dihembuskan pada proses respirasi
dan terhisap masuk saat seseorang menarik nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium
tuberculosis sendiri adalah paru-paru manusia. Droplet yang terhirup
sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier
bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana.
Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di dalam paru-paru (Anonim a, 2010).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit tuberkolosis atau disingkat TBC. Sumber penularan adalah
penderita Tuberculosis (TB) yang dahaknya mengandung kuman TB hidup (BTA (+)).
Infeksi kuman ini paling sering disebarkan melalui udara (air borne, droplets
infection). Penyebaran melalui udara berupa partikel-partikel percikan dahak
yang mengandung kuman berasal dari penderita saat batuk, bersin, tertawa,
bernyanyi atau bicara. Partikel mengandung kuman ini akan terhisap oleh orang
sehat dan menimbulkan infeksi di saluran napas. Bakteri aktif mikobakteria
mencemari udara yang ditinggali atau ditempati banyak manusia, karena sumber
dari bakteri ini adalah manusia. Bakteri ini dapat hidup selama beberapa jam
pada udara terbuka, dan selama itulah dia akan berterbangan di udara hingga
akhirnya menemukan manusia sebagai tempat hidup. (U-knee, 2008).
Biasanya pencemaran oleh bakteri ini terjadi pada rumah yang penuh dengan
orang namun memiliki ventilasi yang buruk. Juga ditempat-tempat ramai yaitu
sarana perhubungan seperti bis sekolah, kapal laut, juga pada asrama, penjara,
bahkan dari dokter yang kurang memperhatikan sanitasi tubuhnya. Habitat asli
dari bakteri ini adalah manusia, dan hanya menjadikan lingkungan sebagai
perantara (Tin-U, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar